Tittle : Kiss The Rain
Author : D.M.
Cast : Kim Myungsoo
Bang Minah
Summary :
Minah POV
Kehilangan seorang yang dicintai itu begitu menyakitkan. Air mata ini tidak pernah absen untuk jatuh, setiap aku memainkan lagu itu aku jadi ingat sosok dirimu. Bagaimana kabarmu sekarang? Apa kamu makan dengan baik? Apa kah rasa sayangmu masih sama seperti dulu yang pernah kau ucapkan pada ku?
Kim Myungsoo, aku merindukanmu..
Minah POV
Aku terbangun di Pagi hari dengan begitu semangat. Aku tidak sabar untuk menjalani hari ini. Tidak seperti biasanya, karena hari ini adalah hari special ku bersama namja yang aku sayangi di dunia ini Kim Myungsoo. Hihihi, Hari ini tepat tanggal 12 September, itu berarti aku dengan dia tepat 2 tahun berpacaran. Aku tidak menyangka hubungan kami bakal sejauh ini, dan aku harap kami akan meneruskan hubungan ini selamanya.
Hal pertama yang aku lakukan ketika bangun tidur adalah menyapa kekasihku itu. Aku ambil handphone dimeja samping tempat tidurku, dan langsung mengirimkan kata-kata indah untuk membuatnya semangat, kkk.
*text to : Myungsoo Oppa*
Good Morning my sweetie pie, Wake up ppali !! Happy 2nd Year anniv sayang :*
Namun, setelah beberapa lama aku menunggu tidak ada balasan darinya juga. Aku mulai curiga, apa dia masih tertidur ? Padahal hari ini kami ada ulangan, tsk. Aku putuskan untuk mengirim pesan lagi.
*text to : Myungsoo Oppa*
YA !!! Kau masih tidur??? Hari ini kita ada ulangan, Ppali Ireona !!!
Dibalas…
*text to : Minah*
Sayang, maaf ya hari ini aku gak bisa masuk. Jadi aku gak jemput kamu, bisa jalan sendiri kan? Happy 2nd Anniversary too my Cutie pie :*
“Hanya ini??? Dia tidak ada romantis-romantisnya sama sekali”. Gerutuku
*text to : Myungsoo Oppa*
Kenapa? Oppa sakit? Oke, gwaenchana ^^. (Mencoba bersikap biasa).
Karena jam sudah menunjukkan hampir jam 7, aku segera bergegas kekamar mandi dan mempercantik diri. Setelah selesai, aku segera menuju meja makan, dan aku sangat terkejut, dengan adanya sebuah kue tart bertuliskan “Happy 2nd Year Anniversary my Cutie pie” dan disebelahnya ada sebuah boneka Hello Kitty berwarna pink dan sangat lucu.
“Happy 2nd Year anniversary my Cutie pie. I love you till my last breath, Saranghae Saranghae, chu~ and this is for you too”, kata seseorang memberikan aku backhug, sebuah ciuman manis dipipi sebelah kiriku dan sebuah bunga mawar berwarna pink. Otomatis aku pun dapat mengenali siapa itu, haha. Dia adalah Kim Myungsoo.
“Oppa..”, fell so speechless.
“Wae, hm? Sorry, aku bohong sebelumnya”, katanya sambil memberikan sebuah ciuman kilat ke bibirku.
“A..ani, gwaenchana, aku suka ini. Heung..gomawo Oppa..nado saranghae, jeongmal saranghae”, Kata ku sambil meneteskan air mata bahagia. Aku merasa sangat beruntung bisa mendapatkan pacar seperti Myungsoo Oppa.
“Hey..Ulljjima”, kata Myungsoo oppa sambil mengelap air mata ku. Namun aku tetap menangis, sambil memeluknya erat. Aku merasa tidak ingin melepas pelukan ini, pelukan hangat darinya, aku seakan tidak ingin semua ini berakhir. Melihat aku yang masih terus menangis, Myungsoo oppa pun mencium bibirku dengan sangat lembut, penuh kasih sayang, seakan tidak ingin melukai ku. Aku pun menikmati ciumannya yang semakin lama semakin dalam.
“Kalian tidak seharusnya melakukan ini dirumah !”, kata seseorang yang membuat kami berdua kaget dan langsung melepaskan ciuman kami.
“Eo..Eomma..”, kataku sedikit malu.
“Kalian ini, cepat berangkat kesekolah, lanjutkan itu disana saja”, kata Eomma ku sambil mencubit kecil perut Myungsoo oppa. Aku yang melihatnya hanya terkekeh.
“A…Aw..ne, eomoni. Hahah. Kami berangkat dulu”, kata Myungsoo oppa. Lol, I can see his face turn pink, aish this namja jinjja neomeo kwiyeowo.
Kami pun berangkat kesekolah dengan sedikit terburu-buru, karena sebentar lagi pelajaran akan dimulai.
Sesampainya disekolah kami pun menuju kelas masing-masing. Maklum saja, kami memang berbeda kelas bahkan berbeda tingkat. Myungsoo oppa adalah murid kelas 12 yang sangat dikagumi di sekolah kami. Siapa yang tidak mengaggumi dia, kepintarannya dan kepiawayannya bermain alat musik membuat gadis-gadis disekolah ini berlomba-lomba mendekatinya. Aku beruntung bisa menjadi seseorang yang special untuknya.
*flashback
Aku menyukai Myungsoo oppa sejak jamannya kami masih satu sekolah di SMP. Dia adalah kakak tingkat ku. Aku mengenalnya karena kami sama-sama menyukai INFINITE, dan kami selalu menonton konser INFINITE bersama-sama. Dia adalah type orang yang sebenarnya peka terhadap perasaan seseorang, tetapi dia lebih memilih untuk berpura-pura tidak tahu agar tidak menyakiti perasaan wanita-wanita yang menyukainya. Satu-satunya saingan terberatku adalah Naeun.
Dia adalah teman sekelasku dari SMP bahkan hingga sekarang. Dia sangat menyukai Myungsoo oppa, sampai akhirnya dia mengerahkan segala cara agar merebut hati Myungsoo. Tapi usahanya sia-sia, karena ternyata Myungsoo oppa menyukai aku. Dan kami pun memutuskan untuk berpacaran diam-diam saat dia memasuki SMA dan aku masih SMP, hingga sekarang.
*flashback end
Jam Istirahat
Aku berjalan-jalan dilorong sekolah bersama teman baikku, Eunji. Rencanya kami ingi pergi ke kantin.
“Min, itu Myungsoo oppa”, kata Eunji saat menunjuk Myungsoo berjalan ke arah perpustakaan.
“Oh iya, aku kesana dulu ya. Kamu duluan aja”, kata ku lalu segera berlali mengejar Myungsoo.
“Ah, kebiasaan kalo ada pacarnya aku dilupain”, omel Eunji.
“MIAAN !!”, kata ku sambil berlali.
Aku juga masuk keperpustakaan, namun sosok yang aku cari belum terlihat batang hidungya. Saat aku cari satu demi satu lorong yang kiri kanannya bertumpukkan buku-buku, akhirnya aku menemukan orang yang aku cari. Aku diam-diam mengintip apa yang sedang iya baca.
“Itu buku apa?”, tanyaku langsung yang membuat Myungsoo oppa kaget dan gugup, dan dengan segera ia menyimpan kembali sebuah buku yang ada tulisan “FRANCE (Perancis)” nya itu.
“Bukan apa-apa, cuma buku kok sayang. Kamu ngapain disini, hm?”, tanya Myungsoo oppa.
“Aku kangen..”, kata ku dengan nada manja
“Aish this kiddo, tadi pagi juga baru ketemu”, kata Myungsoo oppa sambil mengacak-acak pelan rambutku.
“Emang gak boleh?”
“Boleh kok sayang, boleh banget malah. Hahah. Kamu udah makan, hm?”
“Belum, kamu?”
“Yaudah yuk makan bareng !”, ajak Myungsoo oppa, disusul dengan sebuah ciuman kilat di dahiku.
*Minah POV End
*Myungsoo POV
Aku kaget ketika Minah tiba-tiba berada dibelakangku saat aku sedang membaca sebuah buku yang berisikan tentang hal-hal tentang Perancis. Apa dia membacanya, tapi aku rasa tidak, dan mudah-mudahan tidak. Aku bingung, aku harus bagaimana. Aku tidak mungkin membicarakan hal ini dengan Minah, karena hari ini adalah hari special kami. Aku tidak mau menghancurkan kebahagiannya hanya karena hal seperti ini. Tapi, aku harus megatakannya, karena waktu ku di Korea 8 hari lagi.
Aku harus pergi dan pindah ke Perancis untuk meneruskan impianku menjadi seorang pianis terkenal. Dan, inilah waktunya. Memang tidak tepat, tapi aku harus memilih sebuah prioritas. Bukan berarti aku mengabaikan Minah, aku sayang padanya tapi aku tidak mau menyakitinya.
Aku berencana mengajak Minah makan direstoran malam ini. Aku akan menyiapkan hal-hal special yang tidak terlupakan untuknya. Aku berjanji, aku akan buat hari yang tersisa ini cukup untuk kita habiskan berdua.
“Sayang, nanti malam kamu dandan yang cantik ya, aku punya kejutan buat kamu”, kataku disela-sela makan kami.
“Hm, kejutan? Apa ? Apa?”, kata Minah excited. Aku bisa melihat wajahnya yang begitu bahagia.
“Kalau aku kasih tahu ya bukan kejutan dong sayang. Pokoknya kanu harus dandan yang cantik ya nanti malam, aku jemput jam 7, ok?”.
“Hm..okidoki booss! , hahah”.
07 PM at Minah House
Aku sudah berdiri di depan rumah bidadari pujaan hatiku, aku tidak sabar melihatnya malam ini, pasti dia akan terlihat sangat cantik. Benar saja, saat dia membukakan pintunya untukku, aku sangat takjub dengan kecantikannya, yang semakin hari semakin membuat ku lupa bahwa dia adalah seorang manusia, bukan malaikat, hahah.
“Sudah siap untuk berkencan dengan Pangeran ganteng ini, Minah-ssi ?”, kata ku sembari mencium tangannya ala-ala Jack mencium tangan Rose di depan jam besar di fil Titanic.
“Ne, Myungsoo-nim”, jawabnya sambil tersipu malu. Aigoo, lihat wajahnya berubah menjadi pink, sangat menggemaskan dan membuat ku ingin menciumnya.
“Ok, kajja !”
*Myungsoo POV End
*Minah POV
Aku memoles wajah ku dengan blush on berwarna pink natural agar terlihat tidak too much, sambil memandang wajah ku di depan cermin dan berimaginasi kemana Myungsoo oppa akan membawa ku malam ini. Ini memang bukan pertama kalinya aku berkencan dengannya, tapi rasanya hari ini sangat beda sekali.
“Aku rasa itu dia. Aku tidak mau membuatnya menungguku terlalu lama”, gumamku saat mendengar suara bel rumah ku berbunyi. Aku langsung menuju lantai bawah dan menemui Pangeran ku, Kim Myungsoo.
Oh Gosh ! Dia begitu tampan. Semakin hari dia semakin membuat ku gila. Tingkah laku dan ketampanannya membuat aku menjadi gila. Dia mencium tanganku, aku pun tidak kuasa menyembunyikan wajah ku yang aku rasa saat ini sudah berubah menjadi pink. Omona ! Aku malu sekali.
“Ok, kajja !”, ajaknya dan aku hanya mengangguk.
*Minah POV End
*Author POV
Myungsoo melajukan kendaraannya ke arah sebuah restoran Perancis mewah di daerah Seoul.
“Kenapa kamu membawa ku kesini?”, tanya Minah.
“Sekali-kali, tidak apa-apa kan? Ayo masuk”, ajak Myungsoo sembari menggandeng tangan pujaan hatinya itu.
Mereka disambut dengan ramah oleh pelayan-pelayan yang ada di restoran tersebut. Dengan alunan musik klasik yang keluar dari piano yang dimainkan seseorang pianis diatas panggung di dalam restoran, mereka menikmati makan-makanan yang terlihat begitu mewah.
“Mau kemana?”, tanya Minah. Karena Myungsoo tiba-tiba berdiri.
“Aku ingin memaikan sebuah lagu untukmu, Bang Minah”, jawab Myungsoo dengan senyum angelic handalannya.
“M..mwo?”, kata Minah speechless dan dijawab dengan ciuman kilat dibibir Minah.
Myungsoo sebelumnya memang sudah mengatur semua ini untuk gadis special di hatinya. Dia rela menyisihkan uang jajannya demi menyewa meja dan beberapa fasilitas yang ada di dalam restoran tersebut. Sebenarnya Myungsoo adalah anak pengusaha kaya di Korea Selatan, tetapi dia sangat low profile sehingga dia lebih memilih menyisihkan uangnya daripada meminta bantuan orang tuanya.
Diatas panggung Myungsoo mulai memainkan jari-jari nya diatas not not piano yang berbunyi nyaring. Dia memainkan sebuah lagu karangan Yiruma berjudul Kiss The Rain. Lagu ini seperti mencurahkan isi hati Myungsoo yang sebentar lagi akan pergi meninggalkan Minah untuk beberapa waktu. Minah memang tidak mengerti maksud Myungsoo membawakan lagu itu karena ini pertama kalinya Minah mendengar lagu itu.
Minah pun terharu dan meneteskan air matanya saat Myungsoo sudah menyelesaikan permainannya.
“Saya membawakan alunan lagu yang begitu cantik tadi untuk gadis paling cantik di dunia ini. Dia adalah gadis yang sangat saya sayangi, gadis lucu, pencemburu, tukang ngambek, anggun, yang membuat saya begitu berterimakasih kepada Tuhan karena telah mempertemukan saya dengannya. Gadis itu adalah, gadis yang sedang dengan dress pink, dengan rambut terurai indahnya yang duduk di sebelah sana”, kata Myungsoo sembari menunjuk ke arah di mana Minah sedang duduk, dan seisi ruangan itu pun sontak melihat ke Minah dan tersenyum memberikan applouse. Terlihat dari segala sisi memandang banyak wanita-wanita yang iri dengan Minah karena mempunyai pacar se romantis Kim Myungsoo.
“Oppa..”, kata Minah yang tak kuasa menahan air matanya. Myungsoo yang melihat hal itu langsung mendekati gadisnya itu dan memberikan ciuman hangat dibibir Minah, lalu memeluknya dengan erat. Myungsoo pun sebenarnya ingin menangis, tetapi dia tidak boleh menunjukkan hal itu, dia harus kuat demi gadisnya.
“Aku punya sesuatu untuk kamu, close your eyes”, kata Myungsoo sembari mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya.
“Now, open your eyes”.
Minah pun semakin berkaca-kaca melihat apa yang Myungsoo berikan untuknya. Sebuah cincin emas putih dengan batu saphire berwarna biru sebagai matanya.
“Ijinkan saya memasang cincin ini dijari manis wanita yang paling saya sayangi”, kata Myungsoo sambil memasukan cincin itu ke jari manis Minah.
“Hm, cantik . Seperti yang pakai cincin ini”, kata Myungsoo lagi dengan mencium tangan Minah.
“Gomawo, jeongmal gomawo Oppa”, kata Minah dan dengan erat memeluk Myungsoo.
Malam itu terasa sangat indah bagi mereka berdua. Minah sangat beruntung mempunyai pacar baik, pengertian, romantis seperti Myungsoo. Myungsoo pun juga demikian. Mereka berdua sama-sama berharap bahwa hubungan ini akan berjalan lama, tapi kenyataan berkata lain.
Seminggu setelah kejadian malam itu, sifat Myungsoo menjadi berubah. Dia menjadi laki-laki yang dingin dan seolah tidak peduli dengan Minah. Minah merasa bingung, karena dia tidak tahu salah dia dimana tetapi tiba-tiba Myungsoo bertindak aneh. Myungsoo tidak lagi menghubunginya jika tidak Minah duluan yang menghubungi, menghindari bertemu Minah, dan berkata hanya secukupnya saja.
Hati Minah sakit, kenapa laki-laki yang dicintainya berubah, “Apa dia sudah tidak sayang lagi padaku”, kata-kata itulah yang setiap hari mengisi kepala Minah.
“Oppa, kita harus bicara”, kata Minah saat menemui Myungsoo dikelasnya.
“Bicara saja”, jawab Myungsoo dingin.
“Tidak disini”.
“Lalu?”.
*Author POV End
*Minah POV
Aku langsung menarik tangannya ke taman dibelakang sekolah. Taman dimana kami sering menghabiskan waktu bersama disekolah. Waktu sebelum dia menjadi aneh kepadaku.
“Ada apa?”, tanya Myungsoo oppa dengan dingin.
“Apa salahku?”, tanyaku.
“Maksudnya?”.
“Kenapa oppa dingin sama aku. Aku salah apa?”, tanyaku lagi sambil menahan air mataku.
“Dingin? Biasa aja. Itu hanya perasaanmu”, jawab Myungsoo oppa yang seolah tidak peduli lagi dengan ku.
“Karena aku menggunakan perasaan jadi aku tahu oppa akhir-akhir ini menghindari aku. Setiap aku mengatakan 10 kata, oppa hanya menjawab 2 kata. Sudah seminggu seperti itu, aku awalnya diam karena mungkin oppa ada masalah sendiri yang tidak ingin aku ketahui. Aku sakit, hati ini sakit oppa..”, kataku sembari menangis. Aku menangis dengan keras, aku tuangkan semua rasa sakit yang aku alami, agar dia paham seberapa sakitnya seorang kekasih bila tidak dianggap.
“Bel masuk, lebih baik kita masuk sekarang. Sampai ketemu nanti”, ucap Myungsoo oppa yang langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan aku yang menangis. Mana ciuman hangat yang biasa dia berikan untukku saat aku menangis, mana pelukan itu, mana ?.
*Minah POV End
*Myungsoo POV
Minah tiba-tiba masuk kekelasku dan mengajakku untuk berbicara. Aku tahu kejadian seperti ini akan terjadi. Tuhan, apa yang harus aku lakukan? Pasti dia akan menangis didepanku. Aku harus bisa, aku harus bisa menahan rasa ini. Aku hanya tidak ingin melihat dia sedih karena besok adalah hari dimana aku akan meninggalkan dia.
Minah membawaku ke taman dimana kita sering menghabiskan waktu berdua. Melihat taman ini, aku jadi mengingat kejadian-kejadian dimasa lalu dengan dirinya. Minah mulai menanyakan hal-hal yang sudah aku duga, dan dia mulai menangis. Dia menangis…
Tuhan, ingin sekali rasanya aku mencium bibirnya seperti biasa yang aku lakukan untuk menenangkan tangisannya, aku ingin memeluknya dengan erat dan tidak ingin melepaskannya, aku ingin menjadi orang yang selalu menghapus air mata kesedihannya dan mengganti dengan kebahagian. Tapi untuk saat ini aku sudah tidak bisa, aku tidak bisa berada disisinya terus menerus. Aku ingin membuatnya terbiasa tanpa kehadiran ku.
“Bel masuk, lebih baik kita masuk sekarang. Sampai ketemu nanti”, ucapku saat mendengar bel masuk berbunyi dan meninggalkan dia begitu saja. Sakit rasanya jika kamu harus berpura-pura tidak peduli dengan orang yang kamu sayangi. Setelah beberapa langkah, aku berhenti sejenak untuk menghapus air mataku yang juga terjatuh saat meninggalkannya.
“Minah, mianhae..jeongmal mianhae”
*Myungsoo POV End
*Author POV
Minah sama sekali tidak mengetahui apa yang terjadi. Keesokan harinya Minah berangkat kesekolah dengan semangat yang masih di ujung jempol kakinya. Ibu Minah sering menanyakan, kenapa Myungsoo jarang main kerumah dan mengajak Minah jalan. Minah hanya menjawab dengan senyum terpaksa.
Sesampainya disekolah, Minah duduk dengan lemas. Benar-benar bukan hari yang bergairah untuk Minah. Eunji yang melihat Minah berada dikelas kaget, dia kira Minah bersama dengan Myungsoo.
“Ya, Minah. Kamu gak sama Myungsoo?”, tanya Eunji.
“Tidak”, jawab Minah lemas.
“Kenapa? Bukankah ini hari terakhir kalian bertemu ? Apa kau sudah putus dengannya?”
“Maksudmu terakhir?”, tanya Minah kaget.
“YAK !!! Kamu ini kan pacarnya, masa tidak tahu. Jangan bilang memang kamu tidak tahu?”, kata Eunji dan Minah hanya menggelengkan kepalanya.
“Aish, Jinjja ! Babo..!Hari ini Myungsoo akan pergi ke Perancis untuk mengejar impiannya menjadi pianis. Masa kau tidak tahu, serius tidak tahu?”, kata Eunji terheran-heran.
“M..mwo..Perancis?”, tanya Minah shock. Eunji hanya mengangguk.
“Kapan dia akan berangkat?”
(melihat kearah jam) “20 Menit lagi”, Jawab Eunji.
Minah yang terhenyak sebentar langsung bergegas menyusul Myungsoo ke bandara, tanpa menghiraukan teriakan Eunji. Minah kebingungan, dia tidak tahu harus pergi kemana. Sampai tiba-tiba ada suara pemberitahuan bahwa pesawat menuju Perancis akan berangkat dalam waktu 5 menit lagi.
Minah berlari kesana kemari, bertanya dengan orang-orang sampai akhirnya dia tahu bahwa dirinya sudah telat. Pesawat yang ia kejar sudah lepas landas tepat dimana dia mengetahui keberadaan pesawat yang didalamnya ada seorang yang amat dia sayangi. Minah menangis sejadi-jadinya di bandara tanpa menghiraukan orang-orang yang melihatnya.
“Oppa…dorawa..”
*Author POV End
*Minah POV
Aku berlari kesana-kemari untuk mencari pesawat itu, tapi aku telat, pesawat itu telah lepas landas. Aku tidak bisa menahan rasa sakit yang amat sangat yang menyerang dadaku. Nafasku begitu sesak, aku hanya bisa menangis..menangis..dan menangis.
Aku menangis tanpa peduli orang-orang menganggap sebagai orang gila. Karena hanya satu yang aku pikirkan, Kim Myungsoo.
Kenapa..kenapa dia tega tidak memberitahuku sebelumya?
Kenapa dia tega meninggalkan ku begitu saja?
Kenapa dia tega membuat aku menangis seperti ini?
“Oppa..dorawa..”, kata-kata itu yang terus aku ucapkan sampai saat ini.
Aku merasakan seseorang memelukku, aku pikir itu Myungsoo oppa, tapi ternyata Eunji.
“Minah, mianhae..aku tidak memberitahu mu, mianhae..”, kata Eunji yang juga sambil menangis.
“Kenapa..kenapa kalian tega..”
“Ini semua permintaan Myungsoo oppa. Aku sebenarnya juga tidak tega, tapi…maafkan aku Minah..”.
*Cafe Bandara
“Dia akan kembali suatu saat nanti. Keputusan untuk kamu menunggu dia atau tidak itu semua di tanganmu. Yang jelas dia melakukan semua ini demi kebaikanmu juga. Terkahir dia menitipkan ini untukmu..”, kata Eunji sambil mengeluarkan kotak yang entahlah isinya apa.
“Apa ini?”, tanyaku.
“Aku juga tidak tahu, tapi dia minta kamu untuk membukanya dirumah”, kata Eunji.
*Rumah
Aku buka kotak pemberian Myungsoo oppa yang dia titipkan kepada Eunji. Ternyata isi kotak itu adalah beberapa foto kami berdua, boneka-boneka dan sebuah kepingan CD bertuliskan “Kiss The Rain”. Aku yang penasaran langsung memutar CD itu. Aku menangis sejadi-jadinya saat melihat isi CD itu.
CD itu berisi semua kenangan-kenangan kami yang direkan video, dengan backsound lagu yang dia mainkan saat kami berkencan beberapa waktu yang lalu. Dan aku baru mengerti kenapa dia memilih lagu tersebut, karena lagu tersebut adalah ungkapan hatinya saat itu.
“Oppa…wae…??”
“Oppa..ppali dorawa !”
“Oppa, Sarangahe…jeongmal sarangahe ..”.
***END***
Kiss The Rain – Yiruma
Whenever you need me
Kiss The Rain
Whenever I’m gone to loong
Kiss The Rain
If your lips
Feel lonely and thirsty
Kiss The Rain
Kiss The Rain
And Wait for the dawn
Keep in mind we’re under the same sky
And the nights….
As empty for me as for you
If you feel you can’t wait til morning
Kiss The Rain